Ringkasan / Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 42

January 12, 2010 at 3:21 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags:

Saat bicara empat mata, Chunchu (Yoo Seung-ho) menyebut telah memperhitungkan semua kemungkinan dan Mishil (Go Hyeon-jeong) sekalipun tidak bisa mencegahnya. Namun, Putri Deokman (Lee Yo-won) yang lebih berpengalaman tahu bahwa masih ada satu kemungkinan yang bisa terjadi.

Melihat gerak-gerik Chunchu, Seolwon (Jun Noh-min) sadar kalau dirinya dan Bojong (Baek Do-bin) telah dijadikan pion. Namun saat berusaha meyakinkan Sejong (Dok Go-young) dan putranya Hajong (Kim Jung-hyun), ucapannya sama sekali tidak dipercaya. Kekuatiran Seolwon makin menjadi saat tahu Mishil pergi dari Seorabol untuk menyepi dan tidak diketahui keberadaannya.

Yang membuat semua pihak heran, Mishil sama sekali belum bertindak apapun untuk menghadang aksi Chunchu yang memecah-belah kubunya. Sadar kalau keberadaan Mishil bakal menjadi langkah penting, Putri Deokman memerintahkan para bawahannya untuk menguntit Seolwon dan rekan-rekan Mishil yang lain.

Di saat yang sama, Chunchu menjalankan strategi selanjutnya: membujuk Jukbang (Lee Moon-shik) untuk bergabung dengannya. Meski menolak, Jukbang sempat goyah ketika Chunchu memberinya banyak uang. Tidak cuma itu, Chunchu juga berhasil membuat Misaeng (Jung Woong-in), yang tiba-tiba muncul, mati kutu dengan menyebut dirinya sudah tahu bahwa pria yang merupakan adik Mishil itu adalah dalang dibalik kematian Putri Cheonmyeong.

Ketika Putri Deokman tengah cemas memikirkan Mishil, wanita yang tengah dicari banyak orang tersebut telah sampai ke tempat tujuan dimana dirinya selalu datang saat tengah berada dalam kondisi gundah-gulana. Kepada Bidam (Kim Nam-gil), Mishil menceritakan tentang masa lalunya dan beberapa orang kepercayaan mendiang Raja Jinheung. Dari obrolan tersebut, Bidam bisa melihat sisi lain dari sosok Mishil yang selama ini ditakuti dan dicintai banyak orang.

Di Seorabol, konflik antara kubu Seolwon dan Sejong semakin tajam setelah masing-masing pihak menggalang pasukan yang bakal saling berhadapan. Di bawah komando Bojong, mereka menciduk Sejong di kediamannya. Begitu mendengar apa yang terjadi, Hajong menggelar aksi balasan dengan menyergap Seolwon.

Ketika berada di tahanan, Seolwon kembali berusaha meyakinkan Hajong, yang cuma tertawa sinis, kalau mereka sama-sama telah dimanfaatkan oleh Chunchu. Sempat tidak percaya, Hajong langsung terdiam ketika Seolwon mengingatkan pria itu kalau seandainya Mishil ada disana, ia tidak akan membiarkan terjadi perpecahan diantara kedua kubu pendukungnya.

Pelan tapi pasti, hubungan Mishil dan Bidam semakin dekat, dan tanpa disadari Mishil terus mempengaruhi pria itu dengan pola-pola pemikirannya. Sadar kalau Bidam telah jatuh cinta pada Putri Deokman, Mishil cuma tesenyum ketika pria yang sebenarnya adalah putranya tersebut menyebut bakal membantu sang putri untuk memenuhi impian para pendahulu Shilla yaitu menyatukan tiga kerajaan.

Sebuah ucapan Bidam membuat Mishil seolah terbangun dari tidur, dengan senyum khasnya ia memberi isyarat bakal memulai awal baru. Belum lama pembicaraan selesai, Mishil diberitahu kalau dirinya mendapat kunjungan dari Putri Deokman.

Pembicaraan serius antara kedua wanita paling berkuasa di Shilla itu dimulai. Dengan wajah serius, Putri Deokman menyebut heran akan sikap Mishil, musuh sekaligus orang yang paling dipercayainya, yang tidak mengambil tindakan apa-apa atas tindakan Chunchu atau perpecahan yang terjadi antara Sejong dan Seolwon.

Wajah Mishil langsung berubah menyeramkan begitu mengatakan bahwa meski Putri Deokman tengah berada di jalur kemenangan, ia tidak akan menyerah begitu saja atau mengaku kalah. Tidak cuma itu, Mishil mengaku siap kembali berkompetisi dengan Putri Deokman sambil mempertaruhkan segala yang dimiliki.

Setelah berbicara dengan Putri Deokman, Mishil membulatkan tekad untuk kembali ke Seorabol. Sadar kalau keadaan semakin genting, Putri Deokman mendatangi Chunchu yang tengah berada di kediaman Yeomjong. Kepada Yushin (Uhm Tae-woong) dan Bidam, Putri Deokman memberi isyarat supaya dirinya ditinggal berdua dengan Chunchu.

Begitu mendengar penjelasan Putri Deokman, Chunchu terperangah, ia sama sekali tidak menyangka kalau tindakannya malah membangunkan naga tidur dalam diri Mishil. Dugaan sang putri tidak salah, kemunculan Mishil mampu meredam konflik kubu Sejong dan Seolwon, dan pertempuran bakal memasuki babak baru.(indosiar.com/mdL)

Ringkasan / Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 43

January 12, 2010 at 3:08 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: ,

Dugaan Putri Deokman (Lee Yo-won) tidak salah. Di saat yang sama, Mishil (Go Hyeon-jeong) muncul untuk melerai Sejong (Dok Go-young) dan Seolwon (Jun Noh-min) bahwa dirinya tidak akan lagi menggunakan orang lain untuk memuluskan langkahnya menuju tahta kerajaan Shilla.

Dengan wajah yakin, Mishil menyebut dirinya siap menjadi penguasa Shilla yang baru. Setelah mengatakan hal yang mengejutkan tersebut, Mishil berlutut sambil memohon supaya Sejong dan Seolwon mau membantunya. Rasa kaget juga dirasakan Misaeng (Jung Woong-in) yang notabene adalah adik Mishil sendiri, ia sama sekali tidak menyangka sang kakak berani mengambil langkah berani.

Di kediamannya, Putri Deokman mulai menyusun strategi bersama Yushin (Uhm Tae-woong) dan Bidam (Kim Nam-gil). Sang putri sadar bahwa lawan mereka kali ini bukan orang sembarangan, meskipun ada kemungkinan bahwa niat Mishil tersebut bakal membuat kaum bangsawan yang semula mendukung sang pemegang segel kerajaan bakal terpecah.

Untungnya, Putri Deokman sudah mempersiapkan strategi khusus. Kepada Raja Jinpyeong (Jo Min-ki), sang putri mengusulkan supaya diadakan pengubahan aturan pajak yang baru. Begitu dijelaskan apa yang menjadi alasan, Raja Jinpyeong yang ditemani oleh Kim Yongchun (Do Yi-sung) dan Kim Seohyeon (Ju Sung-mo) tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Begitu mendapat persetujuan, Putri Deokman langsung bergerak cepat. Dengan bantuan Bidam dan Yeomjong, ia mampu mengumpulkan data para bangsawan secara lengkap mulai dari luas tanah yang dimiliki, kepada siapa mereka memihak, hingga hubungan kekerabatan. Hal yang sama juga tengah dilakukan oleh kubu Mishil, mereka berusaha memastikan bahwa bangsawan yang mempunyai pengaruh besar masih tetap setia.

Saat ditanya tentang Chunchu (Yoo Seung-ho), Mishil hanya tersenyum. Pembalasan yang dilakukan Mishil terhadap sang pangeran ternyata sangat telak, dengan enteng wanita itu mengaku bahwa dirinyalah yang membuat Chunchu kehilangan kakek (Raja Jinji), ayah (Kim Yongsu), dan ibu (Putri Cheonmyeong). Ucapan tersebut mampu membuat tubuh Chunchu bergetar, dan sadar kalau ia tidak mampu menghadapi Mishil sendirian.

Ketika secara tidak sengaja bertemu Putri Deokman, Chunchu masih menunjukkan kesombongan seolah dirinya tidak butuh bantuan sang bibi. Namun, penuturan Putri Deokman yang sekaligus mengajaknya untuk bekerja sama membuat Chunchu tidak bisa berkelit lagi.

Chunchu membuktikan ke arah mana dirinya berpihak ketika muncul di tengah rapat Putri Deokman dan para bawahannya sambil menyampaikan analisis mendalam yang membuat kagum semua yang hadir. Saat bicara berdua, Chunchu tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihan yang dirasakannya setelah tahu kalau keluarganya dibunuh oleh Mishil. Sadar betapa perihnya hati sang keponakan, Putri Deokman langsung memeluk Chunchu.

Kehadiran Chunchu benar-benar membuat kubu Putri Deokman semakin kuat, mereka telah berhasil menyusun peraturan pajak yang baru dan berniat untuk menyampaikannya di rapat kabinet. Kali ini, yang diajukan adalah penyesuaian dimana besarnya pajak yang harus dibayar adalah berdasarkan luas tanah yang dimiliki.

Seperti yang bisa ditebak, usulan tersebut sukses membuat bangsawan yang memiliki luas tanah terbatas mulai goyah. Dukungan juga didapat dari rakyat, yang berkat provokasi Jukbang langsung menyuarakan dukungan terhadap Putri Deokman. Hal sebaliknya dirasakan oleh para bangsawan kaya-raya, reaksi paling keras dilontarkan oleh Hajong (Kim Jung-hyun).

Namun kubu Mishil tidak bodoh, mereka sadar bahwa usulan pajak yang baru diciptakan Putri Deokman untuk memecah-belah dukungan terhadap kubu mereka. Yang paling terasa adalah para pentolan kelompok hwarang, dimana salah seorang diantaranya Wangyun mulai beralih ke kubu Putri Deokman sementara yang lainnya mendatangi Sejong untuk meminta pria itu mempertimbangkan usulan pajak yang baru.

Angin segar mulai dirasakan kubu Deokman ketika salah seorang jendral berpengaruh Jujin meminta waktu untuk bertemu. Siapa sangka, Mishil tidak kalah cerdik. Ia meminta Sejong dan para anggota dewan kabinet yang mendukung dirinya untuk menyetujui usulan pajak yang baru. Selain itu, ia juga menyuruh para bawahannya untuk melakukan pendekatan langsung pada para bangsawan yang memiliki pengaruh besar.

Rapat dewan akhirnya digelar dengan disaksikan oleh penduduk Shilla, dan kubu Mishil bergerak cepat. Karena keputusan rapat baru bisa dilaksanakan bila semua anggota dewan setuju, dengan sengaja para anggota yang mendukung Mishil menyisakan satu suara tidak setuju sehingga mereka mampu lolos dari strategi Putri Deokman yang hendak membuka keborokan para anggota.

Sadar kalau strateginya dimentahkan, Putri Deokman berdiri dan mengajukan usul baru : penentuan keputusan tidak lagi berdasarkan suara bulat melainkan atas dasar mayoritas. Bisa dibayangkan, reaksi beragam langsung muncul terhadap permintaan tersebut. Pasalnya, suara bulat di rapat dewan adalah salah satu tradisi Shilla yang paling tua.(indosiar.com/mdL)

Ringkasan / Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 44

January 12, 2010 at 3:02 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: ,

Usulan Putri Deokman (Lee Yo-won) dengan cepat terdengar hingga ke telinga Chunchu (Yoo Seung-ho), yang menganggap bahwa meski terlihat simpel, aksi sang putri bisa membuka celah untuk menyebar ketidakpuasan diantara kalangan bangsawan pendukung Mishil (Go Hyeong-jeong).

Bisa ditebak, usulan Putri Deokman kembali mandek di rapat kabinet (hwabaek). Saat bertemu muka, Mishil tersenyum sambil menyebut bahwa Putri Deokman tidak sadar bahwa seandainya disetujui, usul suara mayoritas bisa balik merugikan sang putri. Setelah itu, Mishil tertawa terbahak-bahak dan mengatakan bahwa kepolosan sang putri nyaris saja membuatnya kembali bicara banyak soal strategi yang seharusnya disimpan rapat.

Dari sekian banyak hwarang, hanya Seokpum (Hong Kyung-in) yang benar-benar setia dan terus menurut pada Mishil. Di kediamannya, Mishil mengaku sadar kalau apa yang dikatakan Putri Deokman benar, dan yang bakal dilakukannya pertama kali setelah merebut kekuasaan adalah menghapus rapat kabinet dengan sistem yang ada karena dianggap sudah tidak berguna lagi.

Pemikiran yang sama ternyata juga dirasakan oleh Putri Deokman, yang setuju dengan usulan Chunchu bahwa pengambilan keputusan lewat rapat kabinet hanya akan memperlambat kemajuan kerajaan Shilla. Mereka tidak sadar bahwa saat tengah mempersiapkan strategi balasan, Mishil telah menyiapkan sebuah rencana yang sama sekali tidak disangka-sangka.

Dari sekian banyak pendukung, hanya Misaeng (Jung Woong-in) yang menyatakan keheranannya akan pilihan yang bakal diambil Mishil. Dengan raut wajah kuatir, Misaeng menyebut bahwa tindakan tersebut bakal membuat reputasi Mishil, yang selama ini tidak pernah melawan prinsip yang dipegang, bakal tercemar. Namun, Mishil menyebut bahwa meski bakal gagal, ia bertekad untuk menyelesaikan semuanya hingga tuntas.

Sementara itu, dukungan pada kubu Putri Deokman terus bertambah tanpa sadar bahwa ada mata-mata : Jujin, jendral yang membawahi lima ribu pasukan dan ternyata masih setia pada Sejong (Dok Go-young). Malamnya, giliran Yeomjong yang diberi kejutan oleh kemunculan mendadak Mishil. Rupanya, Yeomjong diperintahkan untuk menahan Bidam saat Mishil mulai menggelar rencananya.

Kubu Mishil terus bergerak, Seolwon (Jun Noh-min) mendatangi Yongchun (Do Yi-sung) sementara Hajong (Kim Jung-hyun) mengunjungi Kim Seohyeon (Ju Sung-mo). Rupanya kedatangan dua orang dari kubu Mishil tersebut punya maksud buruk, mereka memasukkan beberapa butir obat-obatan ke minuman tuan rumah.

Setelah misinya sukses, Seolwon langsung melapor ke Mishil. Setelah itu, Mishil meminta Seolwon memberikan bungkusan berisi surat misterius yang pernah dititipkannya. Penuturan Mishil bahwa surat tersebut telah disiapkan untuk Bidam membuat Seolwon langsung terdiam, jendral itu sadar kalau sang pemegang segel kerajaan sadar akan besarnya resiko kegagalan rencana yang bakal dijalankan.

Begitu pagi tiba, dua orang prajurit utusan Sejong mengirimkan surat undangan rapat kabinet (hwabaek) yang digelar mendadak ke Yongchun dan Seohyeon. Namun karena diberi obat bius, keduanya terlambat bangun. Di saat yang sama, Yeomjong sukses menipu dan mengikat Bidam (Kim Nam-gil), yang dilakukannya atas perintah Mishil.

Berita soal rapat kabinet yang mendadak mengejutkan Putri Deokman, ia tidak sadar bahwa keadaan jauh lebih gawat dari perkiraan semula. Tanpa kehadiran Yongchun dan Seohyeon, otomatis rapat hanya dihadiri oleh orang-orang pendukung Mishil sehingga keputusan dengan suara bulat bisa tercapai.

Dengan terburu-buru, Yongchun dan Seohyeon berusaha masuk tempat rapat namun langkah mereka ditahan oleh para prajurit yang telah membuat pagar betis. Begitu mendengar berita tersebut, kubu Putri Deokman pimpinan Alcheon (Lee Seung-hyo) yang kuatir bakal terjadi pengambilan keputusan yang tidak adil mengerahkan para hwarang untuk membuka jalan supaya Yongchun dan Seohyeon.

Satu-satunya yang sadar akan strategi Mishil sebenarnya adalah Bidam, namun pria itu diikat dengan kuat oleh Yeomjong. Di saat yang sama, pasukan pimpinan Jujin bergerak ke arah Seorabol. Begitu mendengar kalau Alcheon nekat menerobos masuk balai pertemuan, Putri Deokman sangat terkejut dan langsung bergerak untuk mencegah kemungkinan terburuk.

Begitu Yushin dan Alcheon masuk dengan pedang terhunus, mereka langsung ditegur keras oleh Sejong dan Hajong. Tak berapa lama, muncul pasukan pimpinan Seolwon yang langsung berhadapan dengan para hwarang pimpinan Yushin dan Alcheon. Tidak ingin terjadi keributan, Yushin menyebut siap menerima hukuman atas kelancangannya menerobos balai pertemuan.

Baru saja keadaan tenang, tiba-tiba seorang prajurit roboh akibat panah. Keruan saja situasi memanas, masing-masing pihak menghunus pedang dan pertempuran dua kubu tidak terelakkan. Dalam keributan tersebut, Sejong luka parah akibat ditusuk Seokpum. Bisa ditebak, semua adalah bagian dari strategi Mishil.

Bertepatan dengan kabar terlukanya Sejong, pasukan pimpinan Jujin masuk ke ibukota sementara Mishil dan pasukannya melenggang masuk ke istana. Dari situ Putri Deokman dan Chunchu baru sadar, Mishil ternyata berniat untuk melakukan kudeta.(indosiar.com/mdL)

Ringkasan / Sinopsis The Great Queen Seon Deok Episode 45

January 12, 2010 at 2:56 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: ,

Ketika Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Chunchu (Yoo Seung-ho) bergegas menuju balai pertemuan, langkah mereka ditahan oleh Daenambo (Ryu Sang-wook). Begitu hwarang tersebut mengerahkan para pengawal untuk mengepung, Putri Deokman sadar kalau dirinya dan Chunchu berada dalam bahaya.

Dengan percaya diri, Mishil (Go Hyeon-jeong) melangkah ke istana Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) sambil membawa surat titah yang siap distempel. Namun begitu sampai, Raja dan Ratu Maya (Yoon Yo-sun) ternyata sudah mengungsi sambil membawa stempel kerajaan. Meski dengan keadaan sakit, Raja Jinpyeong bisa menebak apa yang terjadi : Mishil telah melakukan kudeta dan berniat melimpahkan semua kesalahan pada Putri Deokman.

Tanpa titah resmi raja, keadaan di balai pertemuan semakin genting karena pasukan Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak mau meletakkan senjata. Sementara itu, Putri Deokman dan Chunchu juga tengah dikawal ketat oleh Daenambo untuk dibawa ke Mishil. Siapa sangka, keduanya bisa diselamatkan oleh dua orang yang sama sekali tidak disangka-sangka : Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam).

Melewati jalan rahasia istana, Raja Jinpyeong dan Ratu Maya mulai bergerak keluar. Namun langkah itu bisa ditebak Mishil, yang langsung menyambut di pintu keluar. Siapa sangka Raja cukup cerdik, ia sengaja mengumpankan diri untuk ditangkap sementara Sohwa (Seo Young-hee) yang ditugaskan untuk menyimpan segel baru keluar belakangan.

Apes bagi Sohwa, ia tertangkap basah oleh Chilseok (Ahn Kil-kang). Berpura-pura lemah, Sohwa akhirnya dibawa ke tempat tersembunyi yang biasa digunakan Mishil. Begitu Chilseok pergi, Sohwa mulai mencari tempat yang aman untuk menyembunyikan segel kerajaan yang rupanya disembunyikan di bagian kakinya.

Setelah diringkus, Raja Jinpyeong dan Ratu Maya dibawa ke acara sidang darurat pimpinan Mishil. Dengan tenang, Mishil menyebut bahwa apa yang terjadi dengan Sejong (Dok Go-young) adalah ulah Putri Deokman. Kegeraman Raja Jinpyeong tidak membuat wanita itu gentar, dengan santai ia menyebut siap mengobrak-abrik istana demi menemukan segel kerajaan dan meresmikan surat perintah penangkapan Putri Deokman.

Keadaan di balai pertemuan terus memanas, Seolwon (Jun Noh-min) sudah siap melepaskan anak panah ke arah Yushin dan Alcheon serta anak buah mereka. Namun berkat Yongchun (Do Yi-sung), mereka bisa bergerak keluar. Di tengah perjalanan, Alcheon mengorbankan diri dengan menahan pasukan supaya Yushin bisa lolos.

Suasana tidak kalah genting juga dialami Putri Deokman dan Chunchu, yang meski telah menyamar sebagai prajurit namun ketahuan juga. Di saat genting, Yushin muncul menghadapi para prajurit. Tak berapa lama, muncul bala bantuan yang tidak disangka-sangka : Bidam (Kim Nam-gil).

Meski tangguh, kubu Putri Deokman kalah jumlah. Sadar kalau keselamatan Putri Deokman dan Chunchu adalah yang utama, Yushin menutup pintu gerbang istana dan menjadi tembok terakhir untuk menahan pasukan.(indosiar.com/mdL)

Bidata Gus Dur (Bapak Bangsa Indonesia)

January 12, 2010 at 2:51 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment

LatarBelakangKeluarga
Abdurrahman “Addakhil”, demikian nama lengkapnya. Secara leksikal, “Addakhil” berarti “Sang Penakluk”, sebuah nama yang diambil Wahid Hasyim, orang tuanya, dari seorang perintis Dinasti Umayyah yang telah menancapkan tonggak kejayaan Islam di Spanyol. Belakangan kata “Addakhil” tidak cukup dikenal dan diganti nama “Wahid”, Abdurrahman Wahid, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. “Gus” adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada seorang anak kiai yang berati “abang” atau “mas”.

Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara yang dilahirkan di Denanyar Jombang Jawa Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Secara genetik Gus Dur adalah keturunan “darah biru”. Ayahnya, K.H. Wahid Hasyim adalah putra K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU)-organisasi massa Islam terbesar di Indonesia-dan pendiri Pesantren Tebu Ireng Jombang. Ibundanya, Ny. Hj. Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri Syamsuri. Kakek dari pihak ibunya ini juga merupakan tokoh NU, yang menjadi Rais ‘Aam PBNU setelah K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Dengan demikian, Gus Dur merupakan cucu dari dua ulama NU sekaligus, dan dua tokoh bangsa Indonesia.

Pada tahun 1949, ketika clash dengan pemerintahan Belanda telah berakhir, ayahnya diangkat sebagai Menteri Agama pertama, sehingga keluarga Wahid Hasyim pindah ke Jakarta. Dengan demikian suasana baru telah dimasukinya. Tamu-tamu, yang terdiri dari para tokoh-dengan berbagai bidang profesi-yang sebelumnya telah dijumpai di rumah kakeknya, terus berlanjut ketika ayahnya menjadi Menteri agama. Hal ini memberikan pengalaman tersendiri bagi seorang anak bernama Abdurrahman Wahid. Secara tidak langsung, Gus Dur juga mulai berkenalan dengan dunia politik yang didengar dari kolega ayahnya yang sering mangkal di rumahnya.

Sejak masa kanak-kanak, ibunya telah ditandai berbagai isyarat bahwa Gus Dur akan mengalami garis hidup yang berbeda dan memiliki kesadaran penuh akan tanggung jawab terhadap NU. Pada bulan April 1953, Gus Dur pergi bersama ayahnya mengendarai mobil ke daerah Jawa Barat untuk meresmikan madrasah baru. Di suatu tempat di sepanjang pegunungan antara Cimahi dan Bandung, mobilnya mengalami kecelakaan. Gus Dur bisa diselamatkan, akan tetapi ayahnya meninggal. Kematian ayahnya membawa pengaruh tersendiri dalam kehidupannya.

Dalam kesehariannya, Gus Dur mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi ayahnya. Selain itu ia juga aktif berkunjung keperpustakaan umum di Jakarta. Pada usia belasan tahun Gus Dur telah akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel dan buku-buku yang agak serius. Karya-karya yang dibaca oleh Gus Dur tidak hanya cerita-cerita, utamanya cerita silat dan fiksi, akan tetapi wacana tentang filsafat dan dokumen-dokumen manca negara tidak luput dari perhatianya. Di samping membaca, tokoh satu ini senang pula bermain bola, catur dan musik. Dengan demikian, tidak heran jika Gus Dur pernah diminta untuk menjadi komentator sepak bola di televisi. Kegemaran lainnya, yang ikut juga melengkapi hobinya adalah menonton bioskop. Kegemarannya ini menimbulkan apresiasi yang mendalam dalam dunia film. Inilah sebabnya mengapa Gu Dur pada tahun 1986-1987 diangkat sebagai ketua juri Festival Film Indonesia.

Masa remaja Gus Dur sebagian besar dihabiskan di Yogyakarta dan Tegalrejo. Di dua tempat inilah pengembangan ilmu pengetahuan mulai meningkat. Masa berikutnya, Gus Dur tinggal di Jombang, di pesantren Tambak Beras, sampai kemudian melanjutkan studinya di Mesir. Sebelum berangkat ke Mesir, pamannya telah melamarkan seorang gadis untuknya, yaitu Sinta Nuriyah anak Haji Muh. Sakur. Perkawinannya dilaksanakan ketika ia berada di Mesir.
Pengalaman Pendidikan

Pertama kali belajar, Gus Dur kecil belajar pada sang kakek, K.H. Hasyim Asy’ari. Saat serumah dengan kakeknya, ia diajari mengaji dan membaca al-Qur’an. Dalam usia lima tahun ia telah lancar membaca al-Qur’an. Pada saat sang ayah pindah ke Jakarta, di samping belajar formal di sekolah, Gus Dur masuk juga mengikuti les privat Bahasa Belanda. Guru lesnya bernama Willem Buhl, seorang Jerman yang telah masuk Islam, yang mengganti namanya dengan Iskandar. Untuk menambah pelajaran Bahasa Belanda tersebut, Buhl selalu menyajikan musik klasik yang biasa dinikmati oleh orang dewasa. Inilah pertama kali persentuhan Gu Dur dengan dunia Barat dan dari sini pula Gus Dur mulai tertarik dan mencintai musik klasik.

Menjelang kelulusannya di Sekolah Dasar, Gus Dur memenangkan lomba karya tulis (mengarang) se-wilayah kota Jakarta dan menerima hadiah dari pemerintah. Pengalaman ini menjelaskan bahwa Gus Dur telah mampu menuangkan gagasan/ide-idenya dalam sebuah tulisan. Karenanya wajar jika pada masa kemudian tulisan-tulisan Gus Dur menghiasai berbagai media massa.

Setelah lulus dari Sekolah Dasar, Gus Dur dikirim orang tuanya untuk belajar di Yogyakarta. Pada tahun 1953 ia masuk SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) Gowongan, sambil mondok di pesantren Krapyak. Sekolah ini meskipun dikelola oleh Gereja Katolik Roma, akan tetapi sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Di sekolah ini pula pertama kali Gus Dur belajar Bahasa Inggris. Karena merasa terkekang hidup dalam dunia pesantren, akhirnya ia minta pindah ke kota dan tinggal di rumah Haji Junaidi, seorang pimpinan lokal Muhammadiyah dan orang yang berpengaruh di SMEP. Kegiatan rutinnya, setelah shalat subuh mengaji pada K.H. Ma’sum Krapyak, siang hari sekolah di SMEP, dan pada malam hari ia ikut berdiskusi bersama dengan Haji Junaidi dan anggota Muhammadiyah lainnya.

Ketika menjadi siswa sekolah lanjutan pertama tersebut, hobi membacanya semakin mendapatkan tempat. Gus Dur, misalnya, didorong oleh gurunya untuk menguasai Bahasa Inggris, sehingga dalam waktu satu-dua tahun Gus Dur menghabiskan beberapa buku dalam bahasa Inggris. Di antara buku-buku yang pernah dibacanya adalah karya Ernest Hemingway, John Steinbach, dan William Faulkner. Di samping itu, ia juga membaca sampai tuntas beberapa karya Johan Huizinga, Andre Malraux, Ortega Y. Gasset, dan beberapa karya penulis Rusia, seperti: Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov. Gus Dur juga melahap habis beberapa karya Wiill Durant yang berjudul ‘The Story of Civilazation’. Selain belajar dengan membaca buku-buku berbahasa Inggris, untuk meningkatan kemampuan bahasa Ingrisnya sekaligus untuk menggali informasi, Gus Dur aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice of America dan BBC London. Ketika mengetahui bahwa Gus Dur pandai dalam bahasa Inggis, Pak Sumatri-seorang guru SMEP yang juga anggota Partai Komunis-memberi buku karya Lenin ‘What is To Be Done’ . Pada saat yang sama, anak yang memasuki masuki masa remaja ini telah mengenal Das Kapital-nya Karl Marx, filsafat Plato,Thales, dan sebagainya. Dari paparan ini tergambar dengan jelas kekayaan informasi dan keluasan wawasan Gus Dur.

Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan belajarnya di Pesantren Tegarejo Magelang Jawa Tengah. Pesantren ini diasuh oleh K.H. Chudhari, sosok kyai yang humanis, saleh dan guru dicintai. Kyai Chudhari inilah yang memperkenalkan Gus Dur dengan ritus-ritus sufi dan menanamkan praktek-praktek ritual mistik. Di bawah bimbingan kyai ini pula, Gus Dur mulai mengadakan ziarah ke kuburan-kuburan keramat para wali di Jawa. Pada saat masuk ke pesantren ini, Gus Dur membawa seluruh koleksi buku-bukunya, yang membuat santri-santri lain terheran-heran. Pada saat ini pula Gus Dur telah mampu menunjukkan kemampuannya dalam berhumor dan berbicara. Dalam kaitan dengan yang terakhir ini ada sebuah kisah menarik yang patut diungkap dalam paparan ini adalah pada acara imtihan-pesta akbar yang diselenggarakan sebelum puasa pada saat perpisahan santri yang selesai menamatkan belajar-dengan menyediakan makanan dan minuman dan mendatangkan semua hiburan rakyat, seperti: Gamelan, tarian tradisional, kuda lumping, jathilan, dan sebagainya. Jelas, hiburan-hiburan seperti tersebut di atas sangat tabu bagi dunia pesantren pada umumnya. Akan tetapi itu ada dan terjadi di Pesantren Tegalrejo.

Setelah menghabiskan dua tahun di pesantren Tegalrejo, Gus Dur pindah kembali ke Jombang, dan tinggal di Pesantren Tambak Beras. Saat itu usianya mendekati 20 tahun, sehingga di pesantren milik pamannya, K.H. Abdul Fatah, ia menjadi seorang ustadz, dan menjadi ketua keamanan. Pada usia 22 tahun, Gus Dur berangkat ke tanah suci, untuk menunaikan ibadah haji, yang kemudian diteruskan ke Mesir untuk melanjutkan studi di Universitas al-Azhar. Pertama kali sampai di Mesir, ia merasa kecewa karena tidak dapat langsung masuk dalam Universitas al-Azhar, akan tetapi harus masuk Aliyah (semacam sekolah persiapan). Di sekolah ia merasa bosan, karena harus mengulang mata pelajaran yang telah ditempuhnya di Indonesia. Untuk menghilangkan kebosanan, Gus Dur sering mengunjungi perpustakaan dan pusat layanan informasi Amerika (USIS) dan toko-toko buku dimana ia dapat memperoleh buku-buku yang dikehendaki.

Terdapat kondisi yang menguntungkan saat Gus Dur berada di Mesir, di bawah pemerintahan Presiden Gamal Abdul Nasr, seorang nasioonalis yang dinamis, Kairo menjadi era keemasan kaum intelektual. Kebebasan untuk mengeluarkkan pendapat mendapat perlindungan yang cukup. Pada tahun 1966 Gus Dur pindah ke Irak, sebuah negara modern yang memiliki peradaban Islam yang cukup maju. Di Irak ia masuk dalam Departement of Religion di Universitas Bagdad samapi tahun 1970. Selama di Baghdad Gus Dur mempunyai pengalaman hidup yang berbeda dengan di Mesir. Di kota seribu satu malam ini Gus Dur mendapatkan rangsangan intelektual yang tidak didapatkan di Mesir. Pada waktu yang sama ia kembali bersentuhan dengan buku-buku besar karya sarjana orientalis Barat. Ia kembali menekuni hobinya secara intensif dengan membaca hampir semua buku yang ada di Universitas.

Di luar dunia kampus, Gus Dur rajin mengunjungi makam-makam keramat para wali, termasuk makam Syekh Abdul Qadir al-Jailani, pendiri jamaah tarekat Qadiriyah. Ia juga menggeluti ajaran Imam Junaid al-Baghdadi, seorang pendiri aliran tasawuf yang diikuti oleh jamaah NU. Di sinilah Gus Dur menemukan sumber spiritualitasnya. Kodisi politik yang terjadi di Irak, ikut mempengaruhi perkembangan pemikiran politik Gus Dur pada saat itu. Kekagumannya pada kekuatan nasionalisme Arab, khususnya kepada Saddam Husain sebagai salah satu tokohnya, menjadi luntur ketika syekh yang dikenalnya, Azis Badri tewas terbunuh.

Selepas belajar di Baghdad Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke Eropa. Akan tetapi persyaratan yang ketat, utamanya dalam bahasa-misalnya untuk masuk dalam kajian klasik di Kohln, harus menguasai bahasa Hebraw, Yunani atau Latin dengan baik di samping bahasa Jerman-tidak dapat dipenuhinya, akhirnya yang dilakukan adalah melakukan kunjungan dan menjadi pelajar keliling, dari satu universitas ke universitas lainnya. Pada akhirnya ia menetap di Belanda selama enam bulan dan mendirikan Perkumpulan Pelajar Muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk biaya hidup dirantau, dua kali sebulan ia pergi ke pelabuhan untuk bekerja sebagai pembersih kapal tanker. Gus Dur juga sempat pergi ke McGill University di Kanada untuk mempelajari kajian-lkajian keislaman secara mendalam. Namun, akhirnya ia kembali ke Indoneisa setelah terilhami berita-berita yang menarik sekitar perkembangan dunia pesantren. Perjalanan keliling studi Gus Dur berakhir pada tahun 1971, ketika ia kembali ke Jawa dan mulai memasuki kehidupan barunya, yang sekaligus sebagai perjalanan awal kariernya.

Meski demikian, semangat belajar Gus Dur tidak surut. Buktinya pada tahun 1979 Gus Dur ditawari untuk belajar ke sebuah universitas di Australia guna mendapatkkan gelar doktor. Akan tetapi maksud yang baik itu tidak dapat dipenuhi, sebab semua promotor tidak sanggup, dan menggangap bahwa Gus Dur tidak membutuhkan gelar tersebut. Memang dalam kenyataannya beberapa disertasi calon doktor dari Australia justru dikirimkan kepada Gus Dur untuk dikoreksi, dibimbing yang kemudian dipertahankan di hadapan sidang akademik.
Perjalanan Karir

Sepulang dari pegembaraanya mencari ilmu, Gus Dur kembali ke Jombang dan memilih menjadi guru. Pada tahun 1971, tokoh muda ini bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Tebu Ireng Jombang. Tiga tahun kemudian ia menjadi sekretaris Pesantren Tebu Ireng, dan pada tahun yang sama Gus Dur mulai menjadi penulis. Ia kembali menekuni bakatnya sebagaii penulis dan kolumnis. Lewat tulisan-tulisan tersebut gagasan pemikiran Gus Dur mulai mendapat perhatian banyak. Djohan Efendi, seorang intelektual terkemuka pada masanya, menilai bahwa Gus Dur adalah seorang pencerna, mencerna semua pemikiran yang dibacanya, kemudian diserap menjadi pemikirannya tersendiri. Sehingga tidak heran jika tulisan-tulisannya jarang menggunakan foot note.

Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, K.H. Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebu Ireng Jombang dengan menjadi sekretaris. Dari sini Gus Dur mulai sering mendapatkan undangan menjadi nara sumber pada sejumlah forum diskusi keagamaan dan kepesantrenan, baik di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya Gus Dur terlibat dalam kegiatan LSM. Pertama di LP3ES bersama Dawam Rahardjo, Aswab Mahasin dan Adi Sasono dalam proyek pengembangan pesantren, kemudian Gus Dur mendirikan P3M yang dimotori oleh LP3ES.

Pada tahun 1979 Gus Dur pindah ke Jakarta. Mula-mula ia merintis Pesantren Ciganjur. Sementara pada awal tahun 1980 Gus Dur dipercaya sebagai wakil katib syuriah PBNU. Di sini Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan lintas agama, suku dan disiplin. Gus Dur semakin serius menulis dan bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun pemikiran keislaman. Karier yang dianggap ‘menyimpang’-dalam kapasitasnya sebagai seorang tokoh agama sekaligus pengurus PBNU-dan mengundang cibiran adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1986, 1987.

Pada tahun 1984 Gus Dur dipilih secara aklamasi oleh sebuah tim ahl hall wa al-‘aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Jabatan tersebut kembali dikukuhkan pada muktamar ke-28 di pesantren Krapyak Yogyakarta (1989), dan muktamar di Cipasung Jawa Barat (1994). Jabatan ketua umum PBNU kemudian dilepas ketika Gus Dur menjabat presiden RI ke-4. Meskipun sudah menjadi presiden, ke-nyleneh-an Gus Dur tidak hilang, bahkan semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu, khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya. Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan yang dilontarkan oleh K.H. Abdurrahman Wahid.

Catatan perjalanan karier Gus Dur yang patut dituangkan dalam pembahasan ini adalah menjadi ketua Forum Demokrasi untuk masa bakti 1991-1999, dengan sejumlah anggota yang terdiri dari berbagai kalangan, khususnya kalangan nasionalis dan non muslim. Anehnya lagi, Gus Dur menolak masuk dalam organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Tidak hanya menolak bahkan menuduh organisai kaum ‘elit Islam’ tersebut dengan organisasi sektarian.

Dari paparan tersebut di atas memberikan gambaran betapa kompleks dan rumitnya perjalanan Gus Dur dalam meniti kehidupannya, bertemu dengan berbagai macam orang yang hidup dengan latar belakang ideologi, budaya, kepentingan, strata sosial dan pemikiran yang berbeda. Dari segi pemahaman keagamaan dan ideologi, Gus Dur melintasi jalan hidup yang lebih kompleks, mulai dari yang tradisional, ideologis, fundamentalis, sampai moderrnis dan sekuler. Dari segi kultural, Gus Dur mengalami hidup di tengah budaya Timur yang santun, tertutup, penuh basa-basi, sampai denga budaya Barat yang terbuka, modern dan liberal. Demikian juga persentuhannya dengan para pemikir, mulai dari yang konservatif, ortodoks sampai yang liberal dan radikal semua dialami.

Pemikiran Gus Dur mengenai agama diperoleh dari dunia pesantren. Lembaga inilah yang membentuk karakter keagamaan yang penuh etik, formal, dan struktural. Sementara pengembaraannya ke Timur Tengah telah mempertemukan Gus Dur dengan berbagai corak pemikirann Agama, dari yang konservatif, simbolik-fundamentalis sampai yang liberal-radikal. Dalam bidang kemanusiaan, pikiran-pikiran Gus Dur banyak dipengaruhi oleh para pemikir Barat dengan filsafat humanismenya. Secara rasa maupun praktek prilaku yang humanis, pengaruh para kyai yang mendidik dan membimbingnya mempunyai andil besar dalam membentuk pemikiran Gus Dur. Kisah tentang Kyai Fatah dari Tambak Beras, KH. Ali Ma’shum dari Krapyak dan Kyai Chudhori dari Tegalrejo telah membuat pribadi Gus Dur menjadi orang yang sangat peka pada sentuhan-sentuhan kemanusiaan.

Dari segi kultural, Gus Dur melintasi tiga model lapisan budaya. Pertama, Gus Dur bersentuhan dengan kultur dunia pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh dengan etika yang serba formal; kedua, dunia Timur yang terbuka dan keras; dan ketiga, budaya Barat yang liberal, rasioal dan sekuler. Kesemuanya tampak masuk dalam pribadi dan membetuk sinergi. Hampir tidak ada yang secara dominan berpengaruh membentuk pribadi Gus Dur. Sampai sekarang masing-masing melakukan dialog dalam diri Gus Dur. Inilah sebabnya mengapa Gus Dur selalu kelihatan dinamis dan suliit dipahami. Kebebasannya dalam berpikir dan luasnya cakrawala pemikiran yang dimilikinya melampaui batas-batas tradisionalisme yang dipegangi komunitasnya sendiri.

Penghargaan

Tokoh 1990, Majalah Editor, tahun 1990
Ramon Magsaysay Award for Community Leadership, Ramon Magsaysay Award Foundation, Philipina, tahun 1991
Islamic Missionary Award from the Government of Egypt, tahun 1991
Penghargaan Bina Ekatama, PKBI, tahun 1994
Man Of The Year 1998, Majalah berita independent (REM), tahun 1998
Honorary Degree in Public Administration and Policy Issues from the University of Twente, tahun 2000
Gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, tahun 2000
Doctor Honoris Causa dalam bidang Philosophy In Law dari Universitas Thammasat Thaprachan Bangkok, Thailand, Mei 2000
Doctor Honoris Causa dari Universitas Paris I (Panthéon-Sorbonne) pada bidang ilmu hukum dan politik, ilmu ekonomi dan manajemen, dan ilmu humaniora, tahun 2000
Penghargaan Kepemimpinan Global (The Global Leadership Award) dari Columbia University, September 2000
Doctor Honoris Causa dari Asian Institute of Technology, Thailand, tahun 2000
Ambassador for Peace, salah satu badan PBB, tahun 2001
Doctor Honoris Causa dari Universitas Sokka, Jepang, tahun 2002
Doctor Honoris Causa bidang hukum dari Konkuk University, Seoul Korea Selatan, 21 Maret 2003.

Bigrafi GusDur

January 12, 2010 at 2:39 am | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: ,

Ketika Putri Deokman (Lee Yo-won) dan Chunchu (Yoo Seung-ho) bergegas menuju balai pertemuan, langkah mereka ditahan oleh Daenambo (Ryu Sang-wook). Begitu hwarang tersebut mengerahkan para pengawal untuk mengepung, Putri Deokman sadar kalau dirinya dan Chunchu berada dalam bahaya.

Dengan percaya diri, Mishil (Go Hyeon-jeong) melangkah ke istana Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) sambil membawa surat titah yang siap distempel. Namun begitu sampai, Raja dan Ratu Maya (Yoon Yo-sun) ternyata sudah mengungsi sambil membawa stempel kerajaan. Meski dengan keadaan sakit, Raja Jinpyeong bisa menebak apa yang terjadi : Mishil telah melakukan kudeta dan berniat melimpahkan semua kesalahan pada Putri Deokman.

Tanpa titah resmi raja, keadaan di balai pertemuan semakin genting karena pasukan Yushin (Uhm Tae-woong) dan Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak mau meletakkan senjata. Sementara itu, Putri Deokman dan Chunchu juga tengah dikawal ketat oleh Daenambo untuk dibawa ke Mishil. Siapa sangka, keduanya bisa diselamatkan oleh dua orang yang sama sekali tidak disangka-sangka : Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam).

Melewati jalan rahasia istana, Raja Jinpyeong dan Ratu Maya mulai bergerak keluar. Namun langkah itu bisa ditebak Mishil, yang langsung menyambut di pintu keluar. Siapa sangka Raja cukup cerdik, ia sengaja mengumpankan diri untuk ditangkap sementara Sohwa (Seo Young-hee) yang ditugaskan untuk menyimpan segel baru keluar belakangan.

Apes bagi Sohwa, ia tertangkap basah oleh Chilseok (Ahn Kil-kang). Berpura-pura lemah, Sohwa akhirnya dibawa ke tempat tersembunyi yang biasa digunakan Mishil. Begitu Chilseok pergi, Sohwa mulai mencari tempat yang aman untuk menyembunyikan segel kerajaan yang rupanya disembunyikan di bagian kakinya.

Setelah diringkus, Raja Jinpyeong dan Ratu Maya dibawa ke acara sidang darurat pimpinan Mishil. Dengan tenang, Mishil menyebut bahwa apa yang terjadi dengan Sejong (Dok Go-young) adalah ulah Putri Deokman. Kegeraman Raja Jinpyeong tidak membuat wanita itu gentar, dengan santai ia menyebut siap mengobrak-abrik istana demi menemukan segel kerajaan dan meresmikan surat perintah penangkapan Putri Deokman.

Keadaan di balai pertemuan terus memanas, Seolwon (Jun Noh-min) sudah siap melepaskan anak panah ke arah Yushin dan Alcheon serta anak buah mereka. Namun berkat Yongchun (Do Yi-sung), mereka bisa bergerak keluar. Di tengah perjalanan, Alcheon mengorbankan diri dengan menahan pasukan supaya Yushin bisa lolos.

Suasana tidak kalah genting juga dialami Putri Deokman dan Chunchu, yang meski telah menyamar sebagai prajurit namun ketahuan juga. Di saat genting, Yushin muncul menghadapi para prajurit. Tak berapa lama, muncul bala bantuan yang tidak disangka-sangka : Bidam (Kim Nam-gil).

Meski tangguh, kubu Putri Deokman kalah jumlah. Sadar kalau keselamatan Putri Deokman dan Chunchu adalah yang utama, Yushin menutup pintu gerbang istana dan menjadi tembok terakhir untuk menahan pasukan.(indosiar.com/mdL)

Sistem Bilangan Oktal

September 5, 2009 at 8:34 pm | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: , ,

Oktal atau sistem bilangan basis 8 adalah sebuah sistem bilangan berbasis delapan. Simbol yang digunakan pada sistem ini adalah 0,1,2,3,4,5,6,7. Konversi Sistem Bilangan Oktal berasal dari Sistem bilangan biner yang dikelompokkan tiap tiga bit biner dari ujung paling kanan (LSB atau Least Significant Bit).

Biner Oktal
000 000 00
000 001 01
000 010 02
000 011 03
000 100 04
000 101 05
000 110 06
000 111 07
001 000 10
001 001 11
001 010 12
001 011 13
001 100 14
001 101 15
001 110 16
001 111 17

Sistem Bilangan Biner

September 5, 2009 at 8:01 pm | Posted in Uncategorized | Leave a comment
Tags: , , ,

coppas from wikipedia.com (1309100022)

Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.

Bilangan desimal yang dinyatakan sebagai bilangan biner akan berbentuk sebagai berikut:Desimal Biner (8 bit)
0 0000 0000
1 0000 0001
2 0000 0010
3 0000 0011
4 0000 0100
5 0000 0101
6 0000 0110
7 0000 0111
8 0000 1000
9 0000 1001
10 0000 1010
11 0000 1011
12 0000 1100
13 0000 1101
14 0000 1110
15 0000 1111
16 0001 0000

20=1

21=2

22=4

23=8

24=16

25=32

26=64

dst

contoh: mengubah bilangan desimal menjadi biner

desimal = 10.

berdasarkan referensi diatas yang mendekati bilangan 10 adalah 8 (23), selanjutnya hasil pengurangan 10-8 = 2 (21). sehingga dapat dijabarkan seperti berikut

10 = (1 x 23) + (0 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20).

dari perhitungan di atas bilangan biner dari 10 adalah 1010

dapat juga dengan cara lain yaitu 10 : 2 = 5 sisa 0 (0 akan menjadi angka terakhir dalam bilangan biner), 5(hasil pembagian pertama) : 2 = 2 sisa 1 (1 akan menjadi angka kedua terakhir dalam bilangan biner), 2(hasil pembagian kedua): 2 = 1 sisa 0(0 akan menjadi angka ketiga terakhir dalam bilangan biner), 1 (hasil pembagian ketiga): 2 = 0 sisa 1 (0 akan menjadi angka pertama dalam bilangan biner) karena hasil bagi sudah 0 atau habis, sehingga bilangan biner dari 10 = 1010

atau dengan cara yang singkat 10:2=5(0),5:2=2(1),2:2=1(0),1:2=0(1)sisa hasil bagi dibaca dari belakang menjadi 1010

Klasifikasi Ilmu Komputer

September 4, 2009 at 10:09 pm | Posted in News | Leave a comment
Tags: , ,

coppas from : http://ikc.vip.net.id/pengantar/romi-klasifikasi.php

Ilmu komputer adalah disiplin ilmu yang melingkupi cabang ilmu yang cukup luas, dari masalah teori-teori dasar sampai teknologi aplikasi. Pengklasifikasian Ilmu Komputer biasanya merefer ke Matriks Dennings, yaitu salah satu matriks penggolongan Ilmu Komputer yang diciptakan oleh Peter J. Dennings [1][2].

Klasifikasi ini mengalami beberapa perbaikan, dimana versi terakhir adalah versi tahun 1999 [2][3]. Dalam versi terakhir ini ilmu komputer terbagi dalam 12 subbidang (versi sebelumnya adalah 9 subbidang). 12 subbidang Ilmu Komputer ini adalah:

Algoritma dan Struktur Data
(Algorithms and Data Structures)

Bahasa Pemrograman
(Programming Languages)

Arsitektur
(Architecture)

Sistem Operasi dan Jaringan
(Operating Systems and Networks)

Software Engineering

Database dan Sistim Retrieval Informasi
(Database and Information Retrieval Systems)

Artificial Intelligence dan Robotik
(Artificial Intelligence and Robotics)

Grafik
(Graphics)

Human Computer Interaction

Ilmu Komputasi
(Computational Sciences)

Organizational Informatics

BioInformatik
(BioInformatics)

Dennings memberi catatan khusus untuk bidang BioInformatik sebagai bidang baru yang merupakan gabungan antara Ilmu Komputer dan Biologi, dan saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Kemudian seiring dengan peningkatan ilmu dan teknologi, ada kemungkinan matriks ini akan mengalami perbaikan lagi di kelak kemudian hari. Baris dalam matriks Denning ini menggambarkan bidang-bidang dalam ilmu komputer. Sedangkan kolom pada matriks menggambarkan paradigma bidang-bidang tersebut, yang direfleksikan dalam tiga hal: Teori (Theory), Abstraksi (Abstraction), dan Desain (Design).

  • Teori: adalah berlandaskan pada pendekatan matematika, dimana untuk mendapatkan suatu teori yang valid, harus melalui proses-proses sbb:
  • Abstraksi: atau pemodelan (modeling), adalah berlandaskan pada metode eksperimen ilmiah, dimana dalam melakukan invesitigasi terhadap suatu fenomena, harus melalui proses-proses sbb:
  • Desain: adalah berlandaskan pada pendekatann engineering (teknik), dimana pada saat mendesain sebuah sistem atau device untuk memecahkan masalah, harus melalui proses-proses sbb:
    1. pendefinisian (definition)
    2. pembuatan teorema (theorema)
    3. pembuktian (proof)
    4. penginterpretasian hasil (interpret result)
    1. membentuk hipotesa (form a hypothesis)
    2. membuat suatu model dan melakukan prediksi (construct a model and make a predition)
    3. mendesain eksperimen dan mengumpulkan data (design an experiment and collect data)
    4. menganalisa hasil (analyze hasil)
    1. menyatakan requirement (state requirements),
    2. menyatakan spesifikasi (state specifications)
    3. melakukan desain dan implementasi sistem (design and implement the system)
    4. melakukan pengetesan terhadap sistem (test the system)

Dari penjelasan diatas, bisa kita pahami bahwa yang bergerak dalam masalah penelitian ilmu komputer akan banyak berhubungan dengan dua kolom pertama matriks (Teori dan Abstraksi). Sedangkan yang bergerak dalam masalah yang lebih teknis dengan memakai pendekatan engineering, akan lebih banyak berkecimpung dalam ruang lingkup dua kolom terakhir matriks (Abstraksi dan Desain).

Teori

Abstraksi

Desain

Algoritma dan Struktur Data Teori Komputabilitas Algoritma Paralel dan Terdistribusi Program Aplikasi
Teori Komputasi Kompleks
Komputasi Paralel Algoritma Efisien dan Optimal
Teori Graf
Kriptografi
Algoritma dan Teori Probabilistik
Bahasa Pemrograman Bahasa Formal dan Automata BNF Bahasa Pemrograman
Turing Machines
Metode Parsing, Compiling, Interpretation
Formal Semantics Translator, Kompiler, Interpreter
Arsitektur Aljabar Boolean Arsitektur Nueman Produk Hardware (PC, Superkomputer, Mesin Von Neumann)
Teori Coding Hardware Reliability
Teori Switching Finite State Machine Sistem CAD dan Simulasi Logika
Teori Finite State Machine Model Sirkuit, Data Path, Struktur Kontrol
Sistem Operasi dan Jaringan Teori Concurrency Manajemen Memori, Job Scheduling Produk OS (UNIX, Windows, Mach, dsb)
Teori Scheduling Model Komputer Terdistribusi File dan File Sistem

Definisi Ilmu Komputer

September 4, 2009 at 10:04 pm | Posted in News | Leave a comment
Tags: ,

Coppas from : wikipedia.com

Ilmu komputer (Ilkom), atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Computer Science (CS), ecara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik tentang komputasi, perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Ilmu komputer mencakup beragam topik yang berkaitan dengan komputer, mulai dari analisa abstrak algoritma sampai subyek yang lebih konkret seperti bahasa pemrograman, perangkat lunak, termasuk perangkat keras. Sebagai suatu disiplin ilmu, Ilmu Komputer lebih menekankan pada pemrograman komputer, dan rekayasa perangkat lunak (software), sementara teknik komputer lebih cenderung berkaitan dengan hal-hal seperti perangkat keras komputer (hardware). Namun demikian, kedua istilah tersebut sering disalah-artikan oleh banyak orang.

Tesis Church-Turing menyatakan bahwa semua alat komputasi yang telah umum diketahui sebenarnya sama dalam hal apa yang bisa mereka lakukan, sekalipun dengan efisiensi yang berbeda. Tesis ini terkadang dianggap sebagai prinsip dasar dari ilmu komputer. Para ahli ilmu komputer biasanya menekankan komputer von Neumann atau mesin Turing (komputer yang mengerjakan tugas yang kecil dan deterministik pada suatu waktu tertentu), karena hal seperti itulah kebanyakan komputer digunakan sekarang ini. Para ahli ilmu komputer juga mempelajari jenis mesin yang lain, beberapa diantaranya belum bisa dipakai secara praktikal (seperti komputer neural, komputer DNA, dan komputer kuantum) serta beberapa diantaranya masih cukup teoritis (seperti komputer random and komputer oracle).

Ilmu Komputer mempelajari apa yang bisa dilakukan oleh beberapa program, dan apa yang tidak (komputabilitas dan intelegensia buatan), bagaimana program itu harus mengevaluasi suatu hasil (algoritma), bagaimana program harus menyimpan dan mengambil bit tertentu dari suatu informasi (struktur data), dan bagaimana program dan pengguna berkomunikasi (antarmuka pengguna dan bahasa pemrograman).

Ilmu komputer berakar dari elektronika, matematika dan linguistik. Dalam tiga dekade terakhir dari abad 20, ilmu komputer telah menjadi suatu disiplin ilmu baru dan telah mengembangkan metode dan istilah sendiri.

Departemen ilmu komputer pertama didirikan di Universitas Purdue pada tahun 1962. Hampir semua universitas sekarang mempunyai departemen ilmu komputer.

Penghargaan tertinggi dalam ilmu komputer adalah Turing Award, pemenang penghargaan ini adalah semua pionir di bidangnya.

Next Page »

Create a free website or blog at WordPress.com.
Entries and comments feeds.